- PENGERTIAN
Adanya
hutang di neraca menunjukkan perusahaan pernah menarik sumber daya yan
digunakan dari kreditur. Pada bab ini akan dibicarakan akuntansi atas
kegiatan pendanaan yang berasal dari kreditur. Hutang didefinisikan
sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa datang yang bersifat probable
yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
- Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu.
- Hutang harus melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang bersifat probable (hampir pasti).
- Hutang ini merupakan kewajiban dari suatu entitas.
- KLASIFIKASI HUTANGUntuk tujuan pelaporan, hutang diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan hutang jangka panjang. Suatu hutang yang berasal dari kegiatan operasional akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar jika hutang ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun hutang yang berasal dari pinjaman bank, atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar.
- PENGUKURAN HUTANGPengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang. Atribut nilai yang diberikan pada hutang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara umum hutang akan diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang. Aturan ini lebih tepat untuk hutang tidak lancar. Sementara itu hutang yang berasal dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.
Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
- Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari wesel atau obligasi.
- Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan contohnya.
- Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya hutang bersyarat dapat dibagi menjadi :
- Probable : Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat dikatakan hampir pasti. Jika jumlah hutangnya dapat diestimasi dengan handal, maka hutang ini dicatat, jika jumlahnya sulit diestimasi maka keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
- Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi dapat pula tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
- Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan dilaporkan kecuali untuk hutang jaminan pembayaran hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
- AKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEKSeperti telah dibahas pada bagian di atas, hutang jangka pendek tidak perlu didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk hutang ini adalah Hutang Usaha (Account Payable), serta berbagai hutang opersional seperti hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan sebagainya. Sementara itu untuk hutang wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan sebesar nilai sekarangnya.
- Hutang operasional
No.
|
Jenis Hutang
|
Perlakuan
|
1. | Account Payable | Hutang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari jumlahnya, yang dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga faktur. |
2. | Hutang biaya | Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah yang akan dibayar. |
- Pinjaman jangka pendekPerusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidaknya tarip bunga yang harus dibayar, noters dapat dibagi menjadi hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga. Hutang wesel berbunga merupakan hutang wesel yang penerbitannya disamping harus membayar nominal wesel juga harus membayar bunga.
1) Hutang Wesel Berbunga (Interest Bearing Notes Payable)
Misalkan perusahaan pada tanggal 2 April 2004 perusahaan menerbitkan sebuah promes nilai nominal Rp1.000.000,00 bunga 12% setahun yang akan jatuh tempo 30 Juni 2004 sebagai pelunasan hutang usaha. Jurnal yang dibuat pada tanggal 2 April adalah sebagai berikut :
2004 April 1 | Hutang Usaha |
1.000.000
| |
Wesel Bayar/Hutang Wesel |
1.000.000
|
Selanjutnya pada tanggal jatuh tempo (30 Juni 2004) jurnal yang dibuat adalah
2004 Juni 30 | Wesel Bayar/Hutang Wesel |
1.000.000
| |
Biaya Bunga |
30.000
| ||
Kas |
1.030.000
|
Bunga yang dibayar = 12% x 3/12 x Rp1.000.000,00 = Rp30.000,00
2) Wesel Bayar Tak Berbunga secara eksplisit (Non Interest Bearing Notes)
Dalam
wesel tak berbunga, penerbit promes hanya membayar nilai nominal,
dengan demikian nilai nominal merupakan nilai pada saat jatuh tempo.
Untuk tujuan pengukuran, wesel tersebut didiskontokan dan jumlah
dilaporkan di neraca adalah sebesar nilai sekarang yaitu nilai nominal
dikurangi diskontonya. Nilai sekarang dari hutang wesel ini kadangkala
mudah diketahui, misalkan pada tanggal 30 Desember 2003 perusahaan
menyerahkan wesel tak berbunga nominal Rp100.000.000,00 kepada seorang
kreditur untuk melunasi hutang perusahaan kepadanya sebesar
Rp90.000.000,00. Jika diserahkannya promes (hutang wesel) tersebut
adalah nilai hutang yang dilunasi yaitu Rp90.000.000,00. Jatuh tempo
wesel 30 Agustus 2004. Jurnal yang dibuat saat ini adalah :
2004 April 1 | Hutang Usaha |
90.000.000
| |
Diskon atas Wesel Bayar |
10.000.000
| ||
Wesel Bayar/Hutang Wesel |
100.000.000
|
Saldo
rekening wesel bayar Rp100.000.000,00 dan saldo discount atas hutang
wesel Rp10.000.000,00 disajikan di neraca sebagai berikut :
Hutang Lancar : | ||
Hutang Wesel |
100.000.000
| |
Dikurangi : Diskon atas Hutang Wesel |
10.000.000
|
90.000.000
|
Pada tanggal 30 Agustus 2004, pada saat membayar wesel sebesar Rp100.000.000,00 perusahaan membuat dua jurnal sebagai berikut :
2004 Agustus 30 | Hutang Wesel |
100.000.000
| |
Kas |
100.000.000
| ||
Biaya Bunga |
10.000.000
| ||
Diskon atas Wesel Bayar |
10.000.000
|
- Hutang Lancar yang akan diganti dengan Hutang Jangka PanjangSuatu hutang lancar kadangkala dapat dibiayai kembali seperti diciptakan surat hutang baru sebagai pelunasan hutang pada saat jatuh temponya nanti. Surat Hutang yang baru akan jatuh tempo melebihi setahun. Dengan adanya tindakan ini maka perusahaan tidak akan membayar hutang dalam waktu setahun yang akan datang. Dalam kondisi seperti ini tentu akan lebih tepat jika hutang tersebut tidak diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek. Namun terdapat syarat –syarat yang harus dipenuhi :
- Manajemen bermaksud merefinance hutang tersebut menjadi hutang jangka panjang.
- Manajemen harus dapat menunjukkan kemampuan merefinance hutang tersebut yang terbukti dengan :
- pelaksanaan refinace tersebut terjadi pada masa setelah tanggal neraca tetapi sebelum laporan keuangan diterbitkan
- mencapai kesepakatan yang kuat yang secara jelas yang memungkinkan refinance dengan dasar jangka panjang.
- Line of CreditPerusahaan kadangkala mengadakan perjanjian dengan bank. Bank akan memberikan pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu membutuhkan. Karena perjanjian ini sudah disetujui maka pada saat perusahaan menarik dana dari Bank, perusahaan tidak perlu melalui proses yang panjang . Pengaruhnya terhadap akuntansi adalah :
- Pada saat line of credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya hutang
- Jika perusahaan menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat hutang (lancar atau tidk lancar tergantung pada hutang tersebut kapan jatuh temponya).
- AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANGHutang jangka panjang merupakan hutang yang jatuh tempo melebihi satu tahun sejak tanggal neraca. Hutang ini dapat didukung dengan penerbitan promes dan hutang seperti ini disebut hutang wesel jangka panjang. Hutang jangka panjang dapat juga didukung dengan menerbitkan sertifikat yang lazim disebut surat Obligasi. Karena akuntansi untuk hutang wesel jangka pendek di atas hakekatnya sama dengan akuntansi hutang wesel jangka panjang, maka berikut ini hanya akan dibahas hutang obligasi. Akuntansi untuk obligasi antara lain terdiri dari saat penerbitan obligasi, saat pembayaran bunga dan amortisasi premium atau diskon serta pelunasannya.
Misalkan pada tanggal 1 Maret 2003 perusahaan menerbitkan obligasi nominal Rp1.000.000.000,00 dengan bunga 12% setahun yang dibayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Harga jual obligasi Rp900.000.000,00. Jangka waktu obligasi 5 tahun.
- Saat menerbitkan obligasi
2003 Maret 1 | Kas |
900.000.000
| |
Disagio Obligasi |
100.000.000
| ||
Hutang Obligasi |
1.000.000.000
|
Hutang
obligasi dicatat sebesar nilai nominal yaitu nilai yang tercantum pada
sertifikat obligasi. Selisih antara nilai nominal dengan kas yang
diterima dicatat sebagai diskon.
- Saat membayar bunga
2003 September 1 | Biaya Bunga |
60.000.000
| |
Kas |
60.000.000
|
Karena
pada saat jatuh tempo perusahaan harus membayar sebesar nilai jatuh
tempo, maka rekening disagio harus diamortisasi dengan cara mendebit
rekening Biaya Bunga dan mengkredit rekening Disagio Obligasi. Jumlah
amortisasi dapat ditentukan dengan metode garis lurus atau metode lain.
Jika digunakan metode garis lurus, amortisasi disagio untuk 1 Maret s/d 1
September adalah :
6/12 x (100.000.000/5) = Rp10.000.000,00 dan jurnal yang dibuat adalah :
2003 September 1 | Biaya Bunga |
10.000.000
| |
Disagio Obligasi |
10.000.000
|
- Pada akhir tahunPada akhir tahun ada bunga yang belum dibayar selama 4 bulan yaitu dari 1 September s/d 31 Desember 2003. Disamping itu amortisasi disagio untuk masa itu juga perlu dilakukan. Untuk itu pada tanggal 31 Desember 2003 dibuat adjustment sebagai berikut :
2003 Desember 31 | Biaya Bunga |
46.666.666,67
| |
Disagio Obligasi |
6.666.666,67
| ||
Hutang Bunga |
40.000.000,00
|
- Pada saat jatuh tempoJika amortisasi dilakukan secara konsisten, rekening disagio pada tanggal jatuh tempo obligasi akan bersaldo Rp6.666.666,67 yaitu disagio yang akan diamortisir untuk bulan Januari dan Pebruari 2008. Sementara itu rekening Hutang Obligasi bersaldo kredit sebesar Rp1.000.000.000,00. Karena jumlah yang dibayar sebesar Rp1.000.000.000,00 ditambah dengan bunga dari September 2007 s/d Maret 2008 maka jurnal yang dibuat sat itu adalah :
2008 Maret 1 | Biaya Bunga |
23.333.333
| |
Hutang Bunga |
40.000.000
| ||
Hutang Obligasi |
1.000.000.000
| ||
Disagio Obligasi |
3.333.333
| ||
Kas |
1.060.000.000
|
Pada tanggal tersebut hutang obligasi sudah lunas dan rekening Hutang Obligasi bersaldo nol.
SOAL LATIHAN
Perusahaan
pada tanggal 1 Oktober 2003 menyerahkan sebuah promes nominal
Rp10.000.000,00 bunga 12% setahun sebagai pelunasan atas hutang usaha
sebesar itu. Promes jatuh tempo pada tanggal 1 April 2004.
Diminta :
- Buat jurnal per 1 Oktober 2003
- Buat jurnal per 31 Desember 2003 dan 1 April 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar